Ciri-Ciri Perubahan kimia
Bagaimana kita tahu kalau zat tersebut mengalami perubahan kimia? Ya, tentu saja ada ciri-ciri yang menandai perubahan kimia. Apa sajakah itu?
Rekomendasi Buku & Artikel Terkait
1. Ensiklopedia Kimia Volume 1: Sejarah Kimia, Atom & Molekul
Buku “Ensiklopedia Kimia Volume 1: Sejarah Kimia, Atom & Molekul” berisi tentang sejarah kimia hingga reaksi kimia. Oleh karena itu, buku ini sangat cocok untuk kamu yang ingin memperdalam ilmu kimia.
2. Buku Pengayaan Kimia: Atom, Ion, dan Molekul
Atom, Ion, dan Molekul merupakan zat yang ada di dalam ilmu kimia, sehingga ketika ingin belajar ilmu kimia, kamu bisa menjadikan buku “Pengayaan Kimia: Atom, Ion, dan Molekul” sebagai bahan bacaan.
3. Inti Materi Fisika – Kimia Sma Kls 10,11,12
Buku “Inti Materi Fisika – Kimia Sma Kls 10,11,12” ini berisi tentang materi, soal dan pembahasan, sehingga kamu akan mudah memahami mata pelajaran fisika dan kimia.
Perubahan kimia adalah perubahan pada suatu zat yang mengubah sifat-sifat kimianya sehingga menghasilkan zat baru. Contoh, kertas yang semula putih jadi hitam setelah dibakar. pembakaran, itu pasti ada perubahan suhu yang dirasakan .
1. Terjadi Perubahan Suhu 2. Terjadi Perubahan Warna 3. Muncul Endapan 4. Muncul Gas 5. Terjadi Perubahan pH
Perubahan kimia adalah perubahan pada suatu zat yang mengubah sifat-sifat kimianya sehingga menghasilkan zat baru. Besi yang berkarat, kayu yang terbakar
Pengelolaan limbah B3 diatur dengan Peraturan Pemerintah Nomor 101 Tahun 2014 kemudian diperbaharui dengan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 5 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Perizinan Berusaha Berbasis Risiko. Menurut Pasal 39 PP 5/2021, terdapat empat kategori pengelolaan limbah Bahan Kimia Berbahaya dan Beracun (B3) yaitu pengumpulan, pemanfaatan, pengolahan dan penimbunan. Penyimpanan harus mempertimbangkan jenis dan jumlah B3 yang dihasilkan. Jenis dan karakteristik B3 akan menentukan bentuk bahan pewadahan yang sesuai dengan sifat limbah B3, sedangkan jumlah timbunan limbah B3 dan periode timbunan menentukan volume yang harus disediakan. Bahan yang digunakan untuk wadah dan sarana lainnya dipilih berdasar karakteristik buangan. Contoh untuk buangan yang korosif disimpan dalam wadah yang terbuat dari fiber glass.
Laboratorium kimia merupakan tempat melakukan kegiatan praktikum, penelitian, eksperimen,maupun pembelajaran. Praktikan dan peneliti di dalam menjalankan pekerjaan mereka, kontak dengan bahan kimia baik langsung maupun tidak langsung akan sering terjadi bahkan mungkin berlangsung secara rutin. Bahan kimia secara umum memiliki potensi untuk menimbulkan bahaya terhadap kesehatan pelaku maupun dapat menyebabkan
Menurut dosen Jurusan Pendidikan Kimia FMIPA UNY, Regina Tutik Padmaningrum, M.Si., limbah yang dihasilkan di Laboratorium Kimia UNY merupakan limbah kimia berbahaya dan beracun. Limbah ini berasal dari Sisa praktikum dan penelitian, bekas kemasan, dan bahan kimia kadaluarsa.
Pengelolaan limbah B3 yang berasal dari laboratorium ini seperti limbah asam, basa, dan organic Dilakukan dengan cara penyimpanan sementara yaitu dikumpulkan ke dalam drum yang telah diberi label dan disimpan dalam gudang yang terlindungi dari panas dan hujan. Limbah dari bahan berbahaya dan beracun (B3) bentuk padat/lumpur disimpan dalam bak penimbun yang dasarnya dilapisi dengan lapisan kedap air.
Regina menambahkan, apabila limbah B3 tidak ditangani di tempat penghasil limbah, maka limbah B3 ini diangkut ke sarana penyimpanan untuk diolah dan bila sudah memenuhi persyaratan bisa ditimbun atau dibuang ke pembuangan akhir. (witono)
Pengertian Perubahan Kimia – Hakikatnya nyaris semua yang ada di dunia ini akan berubah. Contoh Anak-anak akan berubah jadi remaja lalu dewasa, orang kaya bisa jadi miskin, orang miskin jadi tajir. Dulu pacar sekarang mantan (eaaa)
Orang biasa jadi selebrita karena videonya viral, sementara selebrita bisa jadi menderita karena tak lagi laku di layar kaca, dan banyak contoh lagi, yang kalau disebutkan isi tulisan ini pasti penuh dengan contoh perubahan semua .
Itu perubahan di dunia nyata, izinkan tulisan ini bercerita tentang perubahan di dunia kimia alias perubahan kimia. Gak ada yang marah kan? Halah kayak bahasa rayuan!
Aspek Penyebab Perubahan Suatu Zat
Aspek “penyebab perubahan suatu zat” adalah reaksi kimia seperti apa yang bisa membuat suatu zat menjadi berubah. Adapun contoh dari aspek ini seperti pelapukan kayu, nasi yang basi, dan sebagainya.
Pengertian Perubahan Kimia
Apa sih perubahan kimia itu?
Perubahan kimia adalah perubahan pada suatu zat yang mengubah sifat-sifat kimianya sehingga menghasilkan zat baru.
Mengapa zat baru? Karena zat baru memiliki struktur molekul yang berbeda dengan sebelumnya. Ada penyusunan ulang atom dari suatu zat dan muncul perubahan sifat kimia dan komposisinya.
Dalam memahami perubahan kimia maupun dasar kimia lainnya seperti atom, molekul, ion, stoikiometri, reaksi kimia, gas, tabel periodik, dan masih banyak lagi, kamu dapat mempelajarinya melalui buku berjudul Kimia Dasar 2 Ed 3 dari Raymond Chang. Jika Grameds tertarik, klik “beli sekarang” yang ada di bawah ini.
Zat kimia yang hampir ada di sekitar kita memiliki sifat-sifat. Memangnya apa saja itu sifat -sifat kimia? Di bawah ini akan dijelaskan lebih lanjut tentang sifat-sifat kimia.
Pertama, mudah atau tidaknya zat tersebut terbakar? Kertas mungkin lebih mudah terbakar dari pada kayu. Namun, kayu lebih mudah terbakar lagi dibanding logam. Lalu Logam seng lebih mudah terbakar dari besi.
Kemampuan terbakar setiap benda tidaklah sama. Ada benda-benda yang mudah tersambar api, sehingga kita harus hati-hati saat menyimpannya.
Ada hati yang mudah terbakar cemburu hingga kita harus hati-hati saat menyimpan cinta, aiiiih!
Kedua, adalah mudah busuk atau tidak? Setiap makanan biasanya memiliki batas kadaluarsa. Itulah mengapa makanan biasa nya tertera batas kadaluarsa pada makanan.
Makanan jika sudah busuk rasanya tentu sangat berbeda dengan makanan awalnya. Seenak-enaknya makanan saat dibuat pertama kali, tentu setelah beberapa hari rasanya takkan sama.
Untuk menyiasati makanan yang dibuat agar tidak mudah membusuk maka tambahkanlah zat yang mampu membuat makanan bisa bertahan.
Zat yang ditambahkan disebut zat pengawet. Zat pengawet berdasarkan pembuatannya ada yang alami dan ada yang buatan.
Zat pengawet alami dibuat dari bahan-bahan yang diambil dari alam. Misalnya pengawetan ikan menggunakan garam atau pembuatan manisan menggunakan gula.
Untuk skala industri demi menekan biaya produksi maka bahan pengawet alami diganti dengan bahan pengawet buatan. Salah satu contohnya adalah natrium benzoat.
Namun yang ngeri adalah demi mengejar keuntungan besar banyak pedagang nakal yang menggunakan bahan pengawet yang tidak sesuai dengan peruntukannya
Mungkin masih lekat di ingatan kita penggunaan formalin dalam pembuatan mie atau tahu.
Formalin merupakan senyawa kimia yang digunakan untuk mengawetkan mayat. Ngeri banget kan?
Formalin dilarang keras digunakan untuk mengawetkan makanan karena dalam jangka waktu lama setelah menumpuk akan merusak organ tubuh.
Formalin adalah senyawa golongan aldehid dengan rumus kimia H2CO
Formalin hanya boleh digunakan untuk merayu pacar dalam bentuk quotes
“kamu kok awet muda sih? jangan-jangan kebanyakan pakai formalin”
Mengonsumsi bahan pengawet buatan sangat tidak disarankan karena membahayakan tubuh .
Oleh karena itu ,usahakanlah mengonsumsi makanan buatan sendiri yang memang kita awetkan dengan bahan alami .
Ketiga, apakah zat itu mudah berkarat? Perkaratan terjadi akibat adanya reaksi logam dengan oksigen. Kondisi lembab juga menyebabkan logam mudah berkarat. Kondisi lembab menunjukkan banyaknya kandungan air. Air juga bisa mampu menyebabkan korosi.
Mudah atau tidaknya logam berkarat itu secara kimia ditandai dengan kemampuan reduksi. Jika kemampuan reduksinya lemah,maka logam tersebut mudah terkorosi.
Sebentar, reduksi itu apa? Beneran lupa ?atau jangan-jangan pas guru kimia menerangkan konsentrasi lagi buyar gara-gara kantuk menjalar?
Ok kita bahas sekilas ya! Reduksi dilihat dari hubungannya dengan oksigen adalah kemampuan senyawa dalam melepas oksigen.
O,ya kebalikan dari peristiwa reduksi adalah Oksidasi. Jika reduksi adalah peristiwa lepasnya oksigen, maka oksidasi adalah peristiwa pengikatan oksigen.
Kemampuan reduksi logam sudah didapatkan oleh seorang Ilmuwan bernama Alessandro Giuseppe Volta ( 1745-1827). Harga potensial reduksi atau E⁰ dibuatnya menjadi deret.
Logam yang memiliki E⁰ rendah lebih mudah mengalami oksidasi sementara Logam yang memiliki E⁰ besar lebih mudah mengalami reduksi.
Misal besi memiliki potensial atau kemampuan reduksi -0,44 volt, nah untuk melindungi besi dari korosi maka besi dilindungi oleh logam yang potensial reduksinya lebih rendah dari besi misalnya Magnesium atau Mg. Mg memiliki potensial reduksi sekitar -2,37 volt.
Besi akan aman dilindungi oleh magnesium. Jika ada oksigen yang menyerang, maka Magnesiumlah yang maju dan melindungi besi.
Magnesium so sweet ya
Menggunakan logam lain untuk melindungi besi dari korosi merupakan perlindungan katodik.
Melindungi besi dari korosi bisa juga dengan mengecatnya.Jembatan atau pagar harus sering dicat berkala demi menghalau korosi selain juga untuk keindahan.
Selain itu, kita juga bisa melumuri dengan oli juga bisa jadi alternatif melindungi korosi.
Keempat, apakah zat tersebut mudah meledak? Untuk zat-zat seperti ini maka perlu penanganan khusus agar bisa meminimalisir peristiwa ledakan.
Ketika bahan peledak disimpan sembarangan maka ledakan bisa terjadi, seperti beberapa waktu lalu kita mendengar berita tentang meledaknya pabrik petasan akibat keteledoran pemiliknya dalam menyimpan bahan peledak. Atau kita juga sempat terhenyak dengan berita meledaknya amonium nitrat di sebuah pabrik di kota Beirut tahun 2020.
Ledakan di Beirut, Lebanon diakibatkan pupuk pertanian yang mengandung amonium nitrat tersimpan selama bertahun-tahun tanpa adanya pengamanan maksimal.
Amonium nitrat digunakan sebagai ekspektoran dan urinary acidifier, industri nitrous oxide, dalam campuran pembekuan, korek api, kembang api dan pupuk. Itulah mengapa amonium nitrat sangat mudah meledak.
Selain amonium nitrat, tanpa kita sadari banyak bahan kimia yang dapat menimbulkan resiko berbahaya di sekitar kita. Melalui buku berjudul Bahan Kimia Berbahaya Di Sekitar Kita yang ditulis oleh Prasetya Ramadhani ini, akan dibahas mengenai berbagai zat kimia yang memiliki resiko berbahaya yang sering kita temui dalam kehidupan sehari-hari.
Kelima, apakah zat tersebut beracun? Seperti kita ketahui banyak senyawa atau unsur kimia yang beracun.
Salah satunya Asam sianida yang sempat menjadi sangat familiar ketika ada kasus pembunuhan asam sianida pada kopi Vietnam merebak di tahun 2016 lewat peristiwa terbunuhnya Mirna oleh temannya Jessica .
Jessica saat itu disinyalir meracuni Mirna. Kasus ini sempat menghebohkan tanah air dan menyedot perhatian berbagai kalangan. Akibat kasus ini banyak orang jadi mengenal asam sianida.
Asam sianida mampu meracuni seseorang ketika terhirup atau tertelan. Asam sianida mampu menyebabkan kesulitan bernafas, kejang-kejang, hilang kesadaran bahkan henti jantung dan berujung kematian. Wujudnya yang berbentuk cairan dan tak berwarna mengakibatkan asam sianida mudah untuk dicampurkan .
Selain asam sianida, ada pula Arsenik yang konon pernah meracuni almarhum Munir. Arsenik Arsenik merupakan unsur yang terletak di golongan VA perioda 4 pada tabel periodik susunan berkala unsur-unsur kimia dengan rumus molekul As bernomor atom 33.
Sekilas info nomor atom adalah salah satu identitas atom yang tertera di sistem periodik unsur atau SPU. Nomor atom menunjukkan jumlah proton yang dimiliki atom.
Jika arsenik memiliki nomor atom 33 maka jumlah proton yang dimiliki arsenik adalah 33. Proton bermuatan positif. Selain proton atom memiliki elektron. Jika elektron itu jumlahnya sama dengan proton, agar muatannya netral. Sementara banyaknya neutron ditambah proton akan mempengaruhi jumlah nomor massa dari suatu atom
Arsenin Berbentuk serbuk, berwarna abu-abu metalik, tidak berbau, berat molekul: 74,92 g/mol, titik lebur: 817°C, tidak larut dalam air.
Keenam, zat mudah larut atau tidak? Jika mudah larut, maka akan banyak zat terlarut yang bisa tercampur dengan zat pelarut membentuk larutan
Halah bingung terlarut, pelarut, larutan kok mirip-mirip namanya? Ya sudah bahas dululah sedikit ya si larutan, larutan adalah campuran dari minimal dua zat.
Pertama, zat pelarut biasanya pelarut memiliki komposisi lebih banyak karena dia akan melarutkan zat terlarut yang jumlahnya akan lebih sedikit.
Misalnya kita akan membuat larutan kopi atau secangkir kopi. Pelarutnya air, terlarutnya kopi larutannya kita sebut larutan kopi.
Jadi, Ingat ya, Zat baru yang dihasilkan oleh perubahan kimia benar-benar berbeda dengan zat lama. Selain itu, perubahan kimia sendiri lebih dikenal dengan reaksi kimia.
Baca juga : Contoh Hewan Vertebrata: Pengertian, Ciri-ciri, Klasifikasi
Terjadi Perubahan Suhu
Ciri perubahan kimia yang pertama adalah adanya perubahan suhu. Misalnya, untuk pembakaran, itu pasti ada perubahan suhu yang dirasakan .
Reaksi kimia yang berhubungan dengan panas atau kalor itu ada dua jenis . Pertama reaksi endoterm. Pada reaksi endoterm terjadi penyerapan panas oleh sistem dari lingkungan.
Misalkan tangan kita terkena alkohol terasa dingin ya kan? Nah sebenarnya itu terjadi akibat alkohol yang menyerap panas dari tangan kita, alkohol disebut sistem dan tangan kita dikatakan lingkungan.
Kedua reaksi eksoterm. Pada reaksi ini terjadi pelepasan panas dari sistem ke lingkungan. Misalkan tangan kita jika terkena deterjen terasa panas.
Tangan kita terasa panas karena deterjen sebagai sistem melepaskan panas pada tangan kita yang berperan sebagai lingkungan.
Hm berarti kalau hati panas lihat mantan sudah punya pasangan itu endoterm apa eksoterm ya?
Ciri-Ciri Perubahan kimia
Bagaimana kita tahu kalau zat tersebut mengalami perubahan kimia? Ya, tentu saja ada ciri-ciri yang menandai perubahan kimia. Apa sajakah itu?
Terjadi Perubahan Warna
Ciri perubahan kimia yang kedua adalah adanya perubahan warna. Misalnya, kertas yang semula putih jadi hitam setelah dibakar. Wajah yang semula berwarna gelap tiba-tiba memutih menggunakan skincare . Tak perduli skincare ori atau KW. Ups, maafkan kalau ada yang terpanggil.
Ciri perubahan kimia yang ketiga adalah muncul endapan. Endapan terjadi gara-gara suatu zat tidak bisa larut lagi.
Misalnya, pada suatu wadah yang sudah kita isi dengan 200ml air, kita masukkan zat A. Kemudian, pada sendokan pertama, zat A langsung larut alias menghilang berbaur dengan air. Pada sendokan kedua, walaupun tidak larut secepat sendok pertama, tetapi zat A masih tampak larut.
Jika Ternyata pada sendokan ketiga zat A mulai membuat larutan keruh dan tampak mulai muncul endapan, maka kita katakan kelarutan zat A adalah 3 sendok dalam 200 ml air. Kalo 3 sendok tapi setara dengan 30 gram misalnya berarti kelarutan zat A 30 gram dalam 200 mL air
Ketika zat terlarut sudah tidak bisa larut lagi, maka larutan itu dikatakan jenuh. Kondisi jenuh ditandai dengan warna yang keruh dan mulai terlihat endapan.
Apabila suatu zat memiliki Kelarutan besar, maka akan banyak zat yang dapat larut dan sulit mengendap.
Kelarutan memiliki simbol S atau solubility dan dipelajari di kelas 11 SMA. Kelarutan memiliki satuan mol/liter
Jika suatu senyawa memiliki kelarutan kecil, maka hanya sedikit saja larutan yang bisa larut. Sisanya akan membentuk endapan.
Jadi endapan terjadi jika larutan tersebut berada dalam keadaan jenuh. Dan endapan menunjukkan adanya reaksi kimia.
Dalam hubungan asmara kejenuhan menyebabkan perasaan cinta mengendap, ya ga sih?
Ciri keempat dari perubahan kimia adalah munculnya gas. Banyak reaksi kimia yang menghasilkan gas, untuk pembakaran saja ada gas CO2 alias karbondioksida yang dihasilkan. Sementara itu, untuk makanan yang membusuk itu ada bau gas amonia atau NH3 yang merasuki hidung kita.
Tahukah kamu Gas kentut bersifat asam, karena mengandung karbondioksida (CO2) dan hidrogen sulfida (H2S) merupakan hasil dari proses pencernaan? Nah, kentut merupakan hasil samping dari pencernaan. Dimana dalam proses pencernaan banyak sekali melibatkan reaksi kimia.
Mungkin Kentut dianggap oleh sebagian orang sebagai hal yang tabu. Hal ini karena membuat ketidaknyamanan sosial, bukan cuma karena suaranya yang fals, tetapi juga yang bau busuknya yang mana tahan. Apalagi jika pelakunya tak tertebak .
Hayo ngaku kamu pernah jadi pelaku kentut tak ngaku?
Jl. Australia II Kav. H-1 Kel. Warnasari, Kec. Citangkil, Cilegon, Banten
Laboratorium kimia merupakan tempat untuk melakukan kegiatan praktikum, penelitian, eksperimen,maupun pembelajaran. Praktikan dan peneliti di dalam menjalankan pekerjaan mereka, kontak dengan bahan kimia baik langsung maupun tidak langsung akan sering terjadi bahkan mungkin berlangsung secara rutin. Bahan kimia secara umum memiliki potensi untuk menimbulkan bahaya terhadap kesehatan pelaku maupun dapat menimbulkan bahaya
Menurut dosen Jurusan Pendidikan Kimia, Regina Tutik, M.Si., limbah toxic yang dihasilkan di Laboratorium Kimia UNY merupakan limbah kimia berbahaya yang berasal dari praktikum mahasiswa dilaboratorium. Pengelolaan limbah toxic yang berasal dari laboratorium seperti limbah asam, basah, dan organic dikumpulkan ke dalam drum pengumpul kemudian diberi label dan disimpan dalam gudang yang terlindungi dari panas dan hujan. Limbah dari bahan berbahaya dan beracun (B3) bentuk padat/lumpur disimpan dalam bak penimbun yang dasarnya dilapisi dengan lapisan kedap air. Penyimpanan harus mempertimbangkan jenis dan jumlah B3 yang dihasilkan.
“Jenis dan karakteristik B3 akan menentukan bentuk bahan pewadahan yang sesuai dengan sifat limbah B3, sedangkan jumlah timbunan limbah B3 dan periode timbunan menentukan volume yang harus disediakan. Bahan yang digunakan untuk wadah dan sarana lainnya dipilih berdasar karakteristik buangan. Contoh untuk buangan yang korosif disimpan dalam wadah yang terbuat dari fiber glass. Pedoman umum jenis kontainer yang dipakai sesuai dengan karakteristik buangan, dan tipe drum yang umum dipakai untuk pewadahan B3”, lanjutnya.
Regina menambahkan, apabila tidak ditangani di tempat, limbah B3 diangkut ke sarana penyimpanan, pengolahan/pembuangan akhir. (witono)
KOMPAS.com - Perubahan kimia adalah perubahan pada zat yang menghasilkan zat baru.
Ini berbeda dengan perubahan fisika yang perubahannya tidak menghasilkan suatu zat baru.
Melalui perubahan kimia, sifat-sifat zat baru yang dihasilkan berbeda dari zat sebelumnya.
Perubahan kimia atau reaksi kimia dapat dilihat dari perubahan yang disebabkan oleh reaksi tersebut.
Perubahan kimia kerap diikuti oleh perubahan-perubahan seperti terbentuknya endapan, perubahan warna, terbentuknya gas, dan adanya perubahan suhu.
Baca juga: Senjata Kimia Mematikan dan Jenis-Jenisnya
Untuk lebih memahami mengenai perubahan kimia, dilansir dari Sumber Belajar Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, berikut adalah contoh-contoh perubahan kimia:
Kertas yang dibakar akan menghasilkan zat baru, yaitu abu, yang memiliki sifat sangat berbeda dengan kertas.
Abu hasil dari pembakaran kertas tidak dapat berubah kembali menjadi kertas karena telah menjadi suatu zat yang baru.
Besi yang mengalami perkaratan akan menghasilkan zat baru, yaitu karat.
Zat yang ada pada karat besi sangat berbeda dengan zat pada besi semula.
Karat besi hasil dari perkaratan tidak dapat berubah kembali menjadi besi.
Besi dapat mengalami perkaratan karena besi bereaksi dengan oksigen yang berada di udara atau di air.
Baca juga: Jenis-jenis Pemisahan Campuran Secara Kimia
Sifat Kimia zat berkaitan dengan perubahan kimia yang dapat dialami oleh zat tersebut.
Contoh sifat-sifat kimia zat adalah sebagai berikut:
Zat yang memiliki sifat mudah terbakar adalah bensin, minyak tanah, kertas, kayu, dan kain.
2. Mudah busuk atau asam
Zat yang mudah busuk atau asam adalah makanan atau minuman.
Besi sangat mudah berkarat jika terpapar udara lembap atau air sehingga penggunaan besi dapat digantikan dengan baja anti karat.
Terdapat beberapa zat yang memiliki sifat kimia beracun, seperti insektisida, pestisida, fungisida, dan herbisida.
Pengertian Perubahan Kimia – Hakikatnya nyaris semua yang ada di dunia ini akan berubah. Contoh Anak-anak akan berubah jadi remaja lalu dewasa, orang kaya bisa jadi miskin, orang miskin jadi tajir. Dulu pacar sekarang mantan (eaaa)
Orang biasa jadi selebrita karena videonya viral, sementara selebrita bisa jadi menderita karena tak lagi laku di layar kaca, dan banyak contoh lagi, yang kalau disebutkan isi tulisan ini pasti penuh dengan contoh perubahan semua .
Itu perubahan di dunia nyata, izinkan tulisan ini bercerita tentang perubahan di dunia kimia alias perubahan kimia. Gak ada yang marah kan? Halah kayak bahasa rayuan!
Aspek Penyebab Perubahan Suatu Zat
Aspek “penyebab perubahan suatu zat” adalah reaksi kimia seperti apa yang bisa membuat suatu zat menjadi berubah. Adapun contoh dari aspek ini seperti pelapukan kayu, nasi yang basi, dan sebagainya.
Terjadi Perubahan Warna
Ciri perubahan kimia yang kedua adalah adanya perubahan warna. Misalnya, kertas yang semula putih jadi hitam setelah dibakar. Wajah yang semula berwarna gelap tiba-tiba memutih menggunakan skincare . Tak perduli skincare ori atau KW. Ups, maafkan kalau ada yang terpanggil.
Ciri perubahan kimia yang ketiga adalah muncul endapan. Endapan terjadi gara-gara suatu zat tidak bisa larut lagi.
Misalnya, pada suatu wadah yang sudah kita isi dengan 200ml air, kita masukkan zat A. Kemudian, pada sendokan pertama, zat A langsung larut alias menghilang berbaur dengan air. Pada sendokan kedua, walaupun tidak larut secepat sendok pertama, tetapi zat A masih tampak larut.
Jika Ternyata pada sendokan ketiga zat A mulai membuat larutan keruh dan tampak mulai muncul endapan, maka kita katakan kelarutan zat A adalah 3 sendok dalam 200 ml air. Kalo 3 sendok tapi setara dengan 30 gram misalnya berarti kelarutan zat A 30 gram dalam 200 mL air
Ketika zat terlarut sudah tidak bisa larut lagi, maka larutan itu dikatakan jenuh. Kondisi jenuh ditandai dengan warna yang keruh dan mulai terlihat endapan.
Apabila suatu zat memiliki Kelarutan besar, maka akan banyak zat yang dapat larut dan sulit mengendap.
Kelarutan memiliki simbol S atau solubility dan dipelajari di kelas 11 SMA. Kelarutan memiliki satuan mol/liter
Jika suatu senyawa memiliki kelarutan kecil, maka hanya sedikit saja larutan yang bisa larut. Sisanya akan membentuk endapan.
Jadi endapan terjadi jika larutan tersebut berada dalam keadaan jenuh. Dan endapan menunjukkan adanya reaksi kimia.
Dalam hubungan asmara kejenuhan menyebabkan perasaan cinta mengendap, ya ga sih?
Ciri keempat dari perubahan kimia adalah munculnya gas. Banyak reaksi kimia yang menghasilkan gas, untuk pembakaran saja ada gas CO2 alias karbondioksida yang dihasilkan. Sementara itu, untuk makanan yang membusuk itu ada bau gas amonia atau NH3 yang merasuki hidung kita.
Tahukah kamu Gas kentut bersifat asam, karena mengandung karbondioksida (CO2) dan hidrogen sulfida (H2S) merupakan hasil dari proses pencernaan? Nah, kentut merupakan hasil samping dari pencernaan. Dimana dalam proses pencernaan banyak sekali melibatkan reaksi kimia.
Mungkin Kentut dianggap oleh sebagian orang sebagai hal yang tabu. Hal ini karena membuat ketidaknyamanan sosial, bukan cuma karena suaranya yang fals, tetapi juga yang bau busuknya yang mana tahan. Apalagi jika pelakunya tak tertebak .
Hayo ngaku kamu pernah jadi pelaku kentut tak ngaku?